Langsung ke konten utama

alas kaki jepang geta


Geta (alas kaki)
Geta (下駄 ?) adalah alas kaki tradisional Jepang yang dibuat dari kayu. Pada bagian alas (dai) terdapat tiga buah lubang untuk memasukkan tali berlapis kain yang disebut hanao (鼻緒 ?). Dua buah hak yang disebut ha ("gigi") terdapat di bagian bawah alas (sol). Geta dipakai di luar ruangan sewaktu mengenakan yukata atau kimono yang bukan kimono formal. Hak tinggi pada geta memudahkan pemakainya berjalan melewati jalan becek ketika hujan.
Geta dipakai dengan kaki telanjang (sewaktu mengenakan yukata) atau dengan mengenakan kaus kaki yang disebut tabi. Cara memakai geta seperti cara memakai sandal jepit, hanao dijepit di antara ibu jari dan telunjuk kaki. Sewaktu mengenakan yukata, geta dipakai dengan kaki telanjang. Pemandian air panas (onsen) dan penginapan tradisional (ryokan) biasanya menyediakan geta yang bisa dipinjam oleh tamu.
Menurut pendengaran orang Jepang, "karankoron" adalah bunyi geta ketika dipakai berjalan. Dalam mitologi Jepang, Tengu mengenakan geta berhak satu seperti dikenakan biksu yang sedang melatih diri di hutan dan gunung.
Sejarah
Berdasarkan hasil penggalian di situs arkeologi terungkap bahwa geta sudah dipakai orang Jepang sejak zaman Yayoi. Geta diperkirakan dipakai sewaktu bekerja menanam padi di sawah yang selalu berair agar kaki tetap bersih dan kering.[1] Dalam esai klasik Makura no Sōshi dari zaman Heian disebut tentang alas kaki yang disebut Kure no ashida (nama lain untuk geta). Dalam lukisan dari akhir zaman Heian hingga zaman Sengoku juga sering digambarkan orang yang sedang memakai geta sewaktu mencuci atau mengambil air.[1]
Pengrajin geta banyak bermunculan sejak pertengahan zaman Edo. Mereka menciptakan berbagai jenis geta yang membuat geta populer sebagai alas kaki rakyat. Orang mulai menyebut semua alas kaki dari kayu seperti bokuri atau ashida sebagai geta. Walaupun pakaian Barat mulai dikenal di Jepang sejak zaman Meiji, rakyat tetap mengenakan kimono dengan alas kaki berupa geta.
Dari berbagai sumber

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

kuliner jepang

MASAKAN JEPANG Daftar masakan, jenis bahan dan makanan Jepang meliputi: Aburage (油揚げ ?), lembaran tahu goreng untuk bahan campuran sup Adzuki あずき atau 小豆 dengarkan, jenis masakan dari kacang merah yang biasanya terasa manis Arame 荒布, sejenis rumput laut Bento 弁当, bungkusan makan siang di dalam kotak Daikon 大根, mirip seperti bengkoang panjang (disebut: white radish) tapi tidak manis (untuk sayuran) Dashi 出汁, cairan (kaldu) untuk sup Donburi 丼, nasi dan lauk a la Jepang Edamame 枝豆, kacang kedelai yang disajikan masih dalam bentuk berkulit Enokitake, jamur enoki 榎茸, jamur Fugu 河豚 atau フグ, jenis ikan laut Ginkgo 銀杏 atau ぎんなん, Ginkgo biloba 銀杏 ginkyō, jenis obat-obatan Gyokuro 玉露, jenis teh hijau yang termahal Gyoza ギョーザ atau 餃子, (bahasa Tionghoa: jiaozi (jiǎozi); campuran sayuran dan daging cincang yang dibungkus seperti pangsit ("wonton") dan dikukus/ dimasukkan oven. Gyudon , nasi dengan irisan daging sapi rebus Hijiki 鹿尾菜, jenis rumput laut Kamaboko 蒲鉾, makanan dari ikan yang...

Hanetsuki

Hanetsuki Hanetsuki is a traditional Japanese New Year 's game, played with a wooden paddle called hagoita (see picture on the left) and a shuttle called hane (see picture below). Hanetsuki adalah Jepang tradisional Tahun Baru 's permainan, bermain dengan dayung kayu yang disebut hagoita (lihat gambar di sebelah kiri) dan sebuah pesawat yang disebut hane (lihat gambar di bawah). The game resembles badminton, played without a net. Menyerupai permainan bulutangkis, bermain tanpa jaring. While the game's popularity has declined in recent times, beautifully ornamented hagoita are still a popular collection item. Sementara popularitas permainan telah menurun dalam beberapa kali, dihiasi dengan indah masih hagoita koleksi yang populer item. In the middle of December, the Hagoita Market (Hagoita-ichi) is held at Sensoji Temple in Asakusa, Tokyo , where ornamented wooden paddles (hagoita) are sold at numerous stands. Pada pertengahan Desember, Hagoita Pasar (Hagoita-ichi) ini diad...

Hari Anak-anak (Jepang)

Hari Anak-anak (Jepang) Untuk festival serupa dalam budaya Asia Timur lain, lihat Duan Wu. Untuk acara dengan nama yang sama di negara lain, lihat Hari Anak. Koinobori dipasang di rumah yang memiliki anak laki-laki Hari Anak-anak (こどもの日 Kodomo no hi?) adalah salah satu hari libur resmi di Jepang yang jatuh tanggal 5 Mei. Hari libur ini merupakan serangkaian hari libur di akhir April dan awal Mei yang disebut Golden Week (Minggu Emas) di Jepang. Hari Anak-anak diperingati sejak tahun 1948 dan ditetapkan dengan undang-undang hari libur Jepang (Shukujitsu-hō) untuk "menghormati kepribadian anak, merencanakan kebahagiaan anak sambil berterima kasih kepada ibu." [sunting] Asal-usul Hari Anak-anak dulunya disebut Hari Anak Laki-laki, sehingga hari libur ini pada prakteknya diwarnai tradisi untuk anak laki-laki. Perayaan khusus untuk anak perempuan disebut Hina Matsuri dan dirayakan pada 3 Maret yang bukan hari libur. Tradisi kuno Tiongkok mengenal perayaan yang berkaitan dengan mu...